Mohon tunggu...
Yunita Handayani
Yunita Handayani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ibu yang bahagia :) www.yunita-handayani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rajutan di Senja Usia

15 Juni 2011   09:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:29 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kanti, ini Pak Darminto yang tadi Eyang ceritakan. Mas Darmin, ini Kanti, cucuku yang kerja jadi reporter TV di Jakarta itu lo....”

Aku agak terkejut. Tapi tetap berusaha tersenyum membalas uluran tangan pria tua tersebut.

Selama sepuluh menit aku menghabiskan es teh dan berbicara hangat dengan pasangan tua itu. Aku telah mendapat kesan kuat bahwa Pak Darminto adalah pria yang baik. Sekarang rupanya dia menjadi dosen di UNS.

Aku pamit, meninggalkan pasangan itu untuk berbincang secara pribadi. Membiarkan mereka merajut kembali benang-benang kasih yang pernah terurai oleh keadaan puluhan tahun yang lalu.

Dalam becak yang membawaku ke rumah Eyang aku merenungkan kembali hidupku. Banyak pria yang mendekatiku, beberapa coba kuterima ajakannya jadi pacar. Tapi hatiku belum merasa yakin pada satu pria. Aku bertekad akan menunggu. Sampai kutemukan pria yang kuyakini janjinya. Janji yang teruji oleh waktu dan keadaan. Saat ini yang kutemukan hanya pria-pria pengobral janji. Janji yang mudah terucap hanya sekedar untuk menaklukanku.

Teringat aku akan kata-kata yang sempat Pak Darminto lontarkan di warung soto tadi.

“Bagi saya, ajining diri iku ana ing lathi, artinya harga diri itu ada pada mulut, mulut yang tidak asal berucap. Mulut yang mengucapkan janji harus berusaha memenuhinya, walaupun harus menanti selama apa pun itu.”

****

1) Inggih:iya.... 2) Nduk:kependekan dari gendhuk, panggilan untuk anak perempuan dalam bahasa Jawa. 3) Putuku sing tak tresnani:cucuku yang kusayangi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun