“Eyang telah sangat mengenalnya. Bahkan jauh sebelum mengenal mendiang Eyang Kakungmu.... Dia kekasih Eyang sejak SMA.”
“Wah, CLBK....”
“Bukan Kanti..., bukan hanya CLBK.”
Aku agak terkejut juga Eyang mengenal istilah CLBK. Sekali lagi aku tahu, Eyangku rajin mengikuti perkembangan jaman dan gayanya bahasa dari mulut cucu-cucunya.
“Terus apa?”
“Lebih dari itu, usaha menepati sebuah janji.”
“Janji apa?”
“Janji bahwa kami akan bersama lagi bila kesempatan masih diberikan oleh Tuhan.”
“Maksudnya?”
Aku bertambah bingung dengan semua ini. Sepertinya ada suatu kisah rahasia yang belum terkuak bagiku. Eyang mengatur nafas, sepertinya dia siap mengutarakan sesuatu.
“Dulu kami sepasang kekasih yang saling mencintai. Sudah bertekad sehidup semati. Lulus kuliah dari UGM, dia telah mempersiapkan segala sesuatu untuk melamar Eyang. Belum sampai lamaran disampaikan, keluarga Eyang sudah melarang kami saling bertemu.”