Mohon tunggu...
Yunita Handayani
Yunita Handayani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ibu yang bahagia :) www.yunita-handayani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rajutan di Senja Usia

15 Juni 2011   09:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:29 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kenapa?”

“Ada pria lain yang berkehendak melamar Eyang.”

“Eyang Kakung?”

“Benar. Eyang Kakung berasal dari keluarga terpandang, masih ada ningrat kratonnya. Dalam usia muda dia sudah menjadi pejabat tinggi di Pabrik Gula. Sedangkan pria itu cuma seseorang pegawai muda yang mengabdi menjadi guru SMP di pelosok Wonogiri. Kamu bisa menebak kan kelanjutan ceritanya?”

Inggih, Eyang. Tapi kenapa waktu itu Eyang tidak nekat?”

“Pria itu yang memutuskan untuk pergi. Dia begitu mencintai Eyang. Dia sedih membayangkan Eyang akan hidup hanya dari gaji guru SMP yang waktu itu sangat kecil. Dia merasa ada masa depan yang lebih baik bagi Eyang bersama dengan Eyang Kakungmu.”

“Hmm..., begitu....”

“Bukan hanya itu. Dia tidak mau hidup Eyang bermasalah karena dikucilkan keluarga. Dia tidak mau membawa gonjang-ganjing di tengah keluarga Eyang. Tak ingin orang tua Eyang kehilangan putri yang disayanginya.”

“Kisah Siti Nurbaya....”

“Ya..., mungkin agak mirip. Eyang padahal sudah bertekad untuk kawin lari juga. Tapi malah pria itu yang memutuskan pergi, dia menghilang begitu saja.”

“Dia memutuskan pergi?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun