“Kenapa?”
“Ada pria lain yang berkehendak melamar Eyang.”
“Eyang Kakung?”
“Benar. Eyang Kakung berasal dari keluarga terpandang, masih ada ningrat kratonnya. Dalam usia muda dia sudah menjadi pejabat tinggi di Pabrik Gula. Sedangkan pria itu cuma seseorang pegawai muda yang mengabdi menjadi guru SMP di pelosok Wonogiri. Kamu bisa menebak kan kelanjutan ceritanya?”
“Inggih, Eyang. Tapi kenapa waktu itu Eyang tidak nekat?”
“Pria itu yang memutuskan untuk pergi. Dia begitu mencintai Eyang. Dia sedih membayangkan Eyang akan hidup hanya dari gaji guru SMP yang waktu itu sangat kecil. Dia merasa ada masa depan yang lebih baik bagi Eyang bersama dengan Eyang Kakungmu.”
“Hmm..., begitu....”
“Bukan hanya itu. Dia tidak mau hidup Eyang bermasalah karena dikucilkan keluarga. Dia tidak mau membawa gonjang-ganjing di tengah keluarga Eyang. Tak ingin orang tua Eyang kehilangan putri yang disayanginya.”
“Kisah Siti Nurbaya....”
“Ya..., mungkin agak mirip. Eyang padahal sudah bertekad untuk kawin lari juga. Tapi malah pria itu yang memutuskan pergi, dia menghilang begitu saja.”
“Dia memutuskan pergi?”