"Hari ini Suster. Hari ini Angi mau curhat penting!" jawabnya segera.
"Baiklah, Suster tunggu di kolam koi seperti biasa, ya!"
"Tunggu, Angi berangkat dulu, ya. Ini masih siap-siap nih, Suster!"
"Hati-hati di jalan, Nak. Kusebut namamu di dalam doa, Tuhan Yesus memberkatimu selalu."
"Amin! Baik, Suster, nasihat selalu Angi ingat!" balas Wangi sigap.
Sekitar kurang lebih setengah jam kemudian, sampailah  Angi di pelataran susteran. Angin semilir membelai dedaunan dan merontokkannya satu demi satu. Sisa hujan semalam masih tampak di sana-sini.
Rerumputan basah. Titik-titik air kemilau bergemerlapan ditimpa mentari pukul tujuh pagi. Burung-burung gereja berseliweran menangkap laron yang beterbangan di angkasa. Indah sekali.
Hening memenuhi ruang leluasa yang berada di depan dan samping kiri asrama putri sekaligus susteran di Jalan Panderman itu. Agak menjorok ke timur deret sekolah dari TK, SD, hingga SMP pun sedang hening-heningnya. Mungkin masing-masing kelas sedang asyik belajar, atau bahkan masih dalam mode doa. Seolah-olah semesta menyambut kehadiran sosok gadis manis yang sedang galau tingkat dewa.
"Ah, ... sepi sekali!" Wangi tengak-tengok sambil berjalan mengitari taman samping, mencari-cari sosok yang dirindukannya.
***
Beberapa saat kemudian, Wangi menemukan sosok berseragam putih dengan senyum ramah merekah sedang membaca di kolam koi.