"Kamu tidak sendiri, Kawan. Aku dan kucing akan selalu menemani. Jangan bersedih, ya! Hati yang gembira itu obat yang paling mujarab!" kicau pipit menghibur sahabat barunya.
"Hmm ... benarkah begitu?" gumam panda.
"Iya, benar! Kalau hatimu gembira, pasti sedih yang kaurasa akan sirna. Menyanyilah, bergeraklah, jangan hanya diam membisu!" saran pipit.
"Oh, ... jadi aku haru bernyanyi dan bergerak?"
"Betul, Sahabat! Kalau kamu bernyanyi dan bergerak ke sana kemari, niscaya kesedihanmu akan berubah menjadi kegembiraan. Nah, kalau kamu merasa gembira, pasti semua yang sakit ... semua yang sulit akan menghilang!" nasihatnya.
"Oh, benarkah? Oh, iya. Namaku Pandu, namamu siapa?" tanya si panda mulai ceriwis.
"Aku enggak punya nama khas. Panggil saja Pipit. Kalau si kucing teman kita itu ... namanya Kunda. Warna bulunya mirip kamu, kan? Makanya dinamakan Kunda. Kucing panda!"
"Oh, begitu. Sampaikan salam kenalku, ya!"
"Nah, ayo! Mendekatlah ke sana! Bergeraklah ke sana! Silakan berkenalan sendiri! Dengan bergerak dan bermain bersama, hatimu pasti akan sembuh dari sakit!" ajak Pipit menuju ke tepi kandang menjumpai si kucing Kunda.
Mulailah si panda mengikuti arahan Pipit. Ia menebarkan pandangan ke seluruh area, menuju tepi kandang tempat si kucing menunggu.
"Haiii!" sapa kucing antusias menunggu sahabat barunya itu mendekat.