Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panda, Pipit, dan Kucing Belang

4 September 2024   05:20 Diperbarui: 4 September 2024   05:41 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Panda, Pipit, dan Kucing Belang
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Pada salah sebuah kandang besar yang baru saja dibuat di suatu kebun binatang, seekor panda sedang melamun. Ia begitu sedih karena terpisah dari keluarga besarnya nun di negeri tirai bambu. Belum seminggu ia sengaja didatangkan ke tempat itu untuk menghibur masyarakat yang rindu akan sosok panda. Namun, panda yang diberi nama si Pandu itu belum bisa move on dari rasa sedih dan kecewa karena terpisah dengan keluarga besar yang disayangi.


Ketika si Pandu sedang bersedih, melintaslah seekor kucing kampung berwarna belang hitam putih. Kucing betina remaja itu sangat cantik. Warnanya kontras. Antara hitam dan putihnya begitu tegas sehingga terlihat sangat anggun. Apalagi, warna hitam dan putihnya itu seimbang, dari area tengah pinggang ke bawah berwarna hitam legam. Sementara sedikit di atasnya warna putih bersih hingga daerah leher.

 Sedangkan bulu di kepala dua warna, hitam dan putih.


Kalau diperhatikan dengan saksama, permainan warna yang diciptakan Allah pada badan kucing itu, sangat mirip dengan warna bulu panda. Oleh karena itu, ketika melihat sosok seekor panda, si kucing sangat heran. Belum pernah ia melihat binatang secatntik itu. Apalagi warna bulunya mirip dengan dirinya.


Si kucing itu oleh pemiliknya diberi nama Kunda, singkatan dari kucing panda karena kemiripan warna bulu. Namun, baru kali ini si Kunda melihat keberadaan panda. Ia sangat takjub!


"Hewan apa gerangan, kok ... warnanya seperti aku?" gumamnya di dalam hati.


Kunda melihat ke seluruh area kandang. Dilihatnya potongan bambu muda berserakan di tempat itu, tetapi tidak ada makanan apa pun.


"Apakah ia kelaparan? Kelihatannya begitu lemas! Waah, aku harus segera berkenalan dan mencari tahu!" bisiknya.


Tetiba seekor burung pipit melintas di dekat si Kunda sambil mencicit riuh.


"Hai, Kucing cantik!" sapa si pipit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun