Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Menulis sesuka hati, senyampang ada waktu, dan sebisanya saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panda, Pipit, dan Kucing Belang

4 September 2024   05:20 Diperbarui: 4 September 2024   05:41 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Hai, juga?"


"Kamu kenapa berada di sini? Apa nggak takut dimarahi petugas?" lanjut pipit menyelidik.


"Ahaha ... enggak takut! Para petugas enggak pernah menghiraukan kedatanganku, kecuali aku berniat jahat! Sementara ... aku kan cuma bermain saja, Kawan!" dalihnya.


"Oooh, begitu! Iya, sih. Aku dan kamu ini ... hewan paling bahagia, kan?" seru pipit bangga sambil bertengger di atas pohon pucuk merah yang ditanam di situ.


"Maksudmu bagaimana, Burung?" tanya Kunda heran.


"Iya, Mpus! Kita ini bebas, tidak dikandangkan. Maka, mau ke mana pun ... ya sesuka hati kita saja! Memang sih, kita harus mencari makan sendiri. Sementara mereka yang dikandangkan di tempat ini masih diberi jatah makan dan disediakan minum pula!"


"Heh, jangan sapa aku Mpus, deh! Aku paling tidak suka. Aku punya nama. Namaku Kunda, Pit!" sergahnya.


"Oh, ... maaf. Baru kutahu kalau namamu Kunda, Kawan!"


"Oke, kumaafkan, tetapi jangan kau ulangi lagi, ya!"


"Baiklah!" jawab burung pipit santun.


"Ngomong-omong, mengapa hewan itu kelihatan lemah dan lemas, ya?" tanya Kunda kepada si pipit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun