Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panda, Pipit, dan Kucing Belang

4 September 2024   05:20 Diperbarui: 4 September 2024   05:41 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Kamu tidak sendiri, Kawan. Aku dan kucing akan selalu menemani. Jangan bersedih, ya! Hati yang gembira itu obat yang paling mujarab!" kicau pipit menghibur sahabat barunya.


"Hmm ... benarkah begitu?" gumam panda.


"Iya, benar! Kalau hatimu gembira, pasti sedih yang kaurasa akan sirna. Menyanyilah, bergeraklah, jangan hanya diam membisu!" saran pipit.


"Oh, ... jadi aku haru bernyanyi dan bergerak?"


"Betul, Sahabat! Kalau kamu bernyanyi dan bergerak ke sana kemari, niscaya kesedihanmu akan berubah menjadi kegembiraan. Nah, kalau kamu merasa gembira, pasti semua yang sakit ... semua yang sulit akan menghilang!" nasihatnya.


"Oh, benarkah? Oh, iya. Namaku Pandu, namamu siapa?" tanya si panda mulai ceriwis.


"Aku enggak punya nama khas. Panggil saja Pipit. Kalau si kucing teman kita itu ... namanya Kunda. Warna bulunya mirip kamu, kan? Makanya dinamakan Kunda. Kucing panda!"


"Oh, begitu. Sampaikan salam kenalku, ya!"


"Nah, ayo! Mendekatlah ke sana! Bergeraklah ke sana! Silakan berkenalan sendiri! Dengan bergerak dan bermain bersama, hatimu pasti akan sembuh dari sakit!" ajak Pipit menuju ke tepi kandang menjumpai si kucing Kunda.


Mulailah si panda mengikuti arahan Pipit. Ia menebarkan pandangan ke seluruh area, menuju tepi kandang tempat si kucing menunggu.


"Haiii!" sapa kucing antusias menunggu sahabat barunya itu mendekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun