"Nah, ... kembali lagi ... bersyukurlah di masa tuamu kau sudah tidak perlu lagi memikirkan ekonomi keluarga!" suara batinnya kembali terdengar.
"Ya, betul! Aku bersyukur sekali. Dulu ... saat masih usia produktif aku seperti baling-baling! Waktuku tersita oleh tugas dan tanggung jawab pekerjaan di beberapa tempat. Kini ... entahlah, aku jadi ingin balas dendam! Ingin tinggal di rumah saja menikmati sisa waktu!"
"Eh, enggak apa-apa sih, cuma ... sebisanya manfaatkan waktumu untuk hal-hal berguna! Jangan hanya bereuforia dengan kesenangan melulu!"
Ia hanya menganggik-angguk sambil menyelesaikan tugas menyapu pagi itu. Hingga tak terasa halaman luasnya sudah tampak bersih kini. Selanjutnya ia ambil selang bermaksud untuk menyiram tanaman agar tampak segar.
Tiba-tiba ....
Tungkling ... tungkling! Tungkling ... tungkling! Gawai yang berada di saku daster berbunyi dan bergetar.
"Ya, halo ... !"
"Tante ... sebentar lagi aku datang! Tante mau dibawakan apa?" suara di seberang.
"Enggak usah bawa apa-apa!"
"Baiklah. Enggak pingin burjo Kayungyun? Atau ketan itemnya?"
"Hehe ... tahu aja!"
"Ya, deh aku tahu hahaha!"