"Ahh, ... luar biasa ... kita beruntung terdampar di sini! Kita memiliki ibu angkat yang melebihi ibu kandung kita!" seloroh salah seorang dari mereka.
"Sayang Tria tidak mendengar betapa baik hati ibu indekos kita!" kata yang lain.
"Yaaaaa...., kalau ada Tria, tak mungkinlah hal ini terjadi!" kata Ratih. "Ini kan karena anting-anting itu!" sambungnya.
"Iya, benar! Gegara menemukan anting-anting, rahasia Tria terbongkar!" bisik Runi.
"Iya, selama ini kita tidak peduli keadaan Tria. Kita ini sungguh kurang manusiawi!" sambut Dina.
"Betul. Mulai sekarang kita harus lebih baik. Tapi jangan bocorkan padanya. Kasihan dia!"
"Sudaaahhh sudahhh ... mari kita tidur kawan-kawan!" lanjut seorang yang lain.
"Eh, itu pintu pagar berbunyi. Pasti Tria datang. Ssssttt... ingat, ya... jangan bocor mulut!"
"Hai, ... waahh kok belum tidur, siapa yang masih lapar?" sapa Tria, " Ayooo ... ini ada sedikit makanan!"
"Ingat ... dieeettt ...!" mereka kompak tertawa  .... Akan tetapi, tak urung berebut juga karena bau masakan yang dibawa Tria sangat menggoda dan menggiurkan. Tria langsung membuka bungkusannya.
"Wuaaahhh ...! Serbuuu ...!" kata Tuti yang sedari tadi diam saja.