Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anting-Anting Penyelamat

12 Juni 2024   17:17 Diperbarui: 12 Juni 2024   18:32 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Nah, inilah bentuk nyata pemeliharaan Tuhan atas hidup kita!" kata Tria sambil tersenyum tipis. Ditangkupkannya kedua telapak tangannya di depan dada.

Ratih pun memeluk Tria.  "Mbaaaakkk ... jangan segan untuk berbagi cerita apalagi cerita dukamu!"

Akhirnya, mereka berpelukan sebagaimana Po dan Lala dua tokoh teletubies yang disukai pada masa kanak-kanak.

"Terima kasih, jika tak kau seret aku untuk mengantarmu kemari, tentu dompetku tetap tak berpenghuni!" selorohnya sambil memanyunkan bibir.

"Ya, Mbak ... Tuhan menyediakan rezekimu di jalan sepi ini!" tukas Ratih. "Besok kuantar kau menjual anting ini!" sambungnya.

Malam itu, seluruh anak kost berkumpul di ruang diskusi lantai dua. Pada saat itu, Tria pesan untuk dimintakan izin tidak ikut karena sift malam. Maka, Ratih menceritakan kejadian yang menimpa Tria tadi siang. Ibu kost  terbelalak! 

"Ya, Allah ... mengapa Tria tidak membicarakannya di sini?" teriaknya.  "Tadi Tria memang pamit tidak ikut berkumpul karena piket di toko tempatnya bekerja," kata Bu Ginanjar, ibu indekos mereka, memberitahu yang lain. 

"Mengapa aku kurang peka melihat perjuangan Tria?" Bu Gin pun bersenandika.

"Anak-anak, apakah kalian sepakat jika Tria Ibu bebaskan dari uang indekos?" tawarnya kepada enam anak indekos yang saat itu menghadiri diskusi mingguan.

"Setuju, Bu!" jawab mereka serempak seolah koor dengan empat suara.

"Buk, agar Tria tidak tersinggung, biarkan Tria tetap membayar uang indekosnya seperti biasa, tetapi uang itu Ibu tabung dulu. Nanti ketika kita melihat gelagat Tria sedang membutuhkan dana,  kita sarankan datang kepada Ibu!"  usul Nuning hati-hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun