"Innalilahi wa inalilihi rojiun...," sambut penunggu pasien sekamar ketika mengetahui anak angkatku sudah pergi.
Aku baru tahu bahwa ternyata selama mengandung anak kedua yang baru dilahirkannya sepuluh hari lalu,  dia selalu batuk. Batuk  tak kunjung sembuh. Kudengar bocoran dari perawat yang melaporkan kematiannya, anak angkatku ini menderita kanker peparu stadium empat. Ya, Tuhan ... jadi dia pamit tidur padaku itu untuk selamanya.
Lemas semua sendiku. Aku tak punya kekuatan lagi. Terduduk di situ sambil menyaksikan jasadnya dibawa dengan brankar ke kamar mayat.
Di pagi buta itu aku harus pulang. Mengabarkan kepada ibunya, kepada keluarga besar suamiku bahwa dia telah tertidur untuk seterusnya dan selamanya ....
"Selamat jalan, Nak ...," desisku pilu.
Based on true storyÂ
Semoga kau tenang di sana, Nak ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H