Selalu ditanyakan kepada siapa pun yang membesuk, mengapa aku belum juga datang.
"Oh, my God!" bisik hatiku.
Akhirnya, hatiku pun luluh. Nuraniku tersentuh oleh belas kasihan dan jatuh iba karena keadaannya setelah dikabarkan para tetangga mengenai kondisinya. Memprihatinkan kata mereka.
Maka pada saat itu juga aku datang memenuhi keinginannya. Kutinggalkan egoku, kutanggalkan sejuta rasa yang menghalangi silaturahmi lestariku. Aku harus bisa menyangkal diri supaya tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Demi melihat kondisinya, aku pun tak tega. Ikut cancut taliwondo membantunya. Dan resmilah sejak hari ketiga dia dirawat itu, aku yang membantu jaga malam, sementara ibunya jaga siang. Jadi, kami berdua bergantian. Padahal jujur aku tidak pernah melakukannya sebelum-sebelumnya!
Sekitar dua tahun lebih memang aku tidak menyapanya walau kami bertetangga. Ini karena dia melanggar kesepakatan kami. Aku meminta agar dia menjauhi pacarnya, yang maaf, saat bersalaman denganku aroma minuman keras menyengat menusuk-nusuk hidungku.
Aku katakan bahwa pacarnya ini bukan orang baik-baik. Namun, kukira hubungannya telah terlanjur jauh. Dia lebih memilih pacarnya daripada aku yang mengambilnya sebagai anak angkat. Ya, sudahlah, aku angkat tangan.
Aku sudah tidak peduli lagi padanya! Aku pun melepasnya sebagai anak angkat! Bahkan dia pun semakin nekat, justru memamerkan kemesraannya di depan mataku. Anehnya, ibunya pun ikut-ikutan tidak menyapaku. Ya, sudahlah. Aku hanya ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Aku tidak mendoakan jelek, tetapi berdasarkan kisah hidup ibunya sebelumnya, aku sangat khawatir akan terjadi hal yang tidak kami inginkan.
Pertama kali masuk rumah sakit pada kesempatan sebelumnya, tepatnya sekitar dua tahun sebelumnya, ibunya mengatakan kepada semua tetangga bahwa si dia menjalani operasi usus buntu. Akan tetapi, aku tidak percaya. Aku melihat gelagat yang tidak beres melihat kedekatannya dengan pacarnya. Pasti ada sesuatu.
Benar saja! Ketika kutanyakan kepada temanku yang bidan kepala ruangan di salah satu rumah sakit tempat dia dirawat, temanku mengatakan bahwa dia operasi karena hamil di luar kandungan. Aku sangat terkejut meskipun sempat dan sudah kuduga sebelumnya.