"Oiiii ... para ikan. Apakah kalian terganggu?" seru Gagak mengitari permukaan sungai.
"Jelaslah. Kan kami harus bersembunyi agar tidak dimangsa mereka!" jawab salah seekor ikan sambil menyembulkan kepala di permukaan air.
"Baiklah, untuk Pak Singa nih! Jangan marah lagi Pak Singa! Mari kita berikrar jika rombongan buaya mengusik kita, seyogianya kita mengusir mereka, bagaimana? Setuju?" usul Harlo tegas.
"Setujuuuu!" sahut mereka serempak.
"Saya juga sepakat!" jawab burung hantu masih tampak mengantuk.
"Buaya! Kalian mendengar ikrar kami? Kalau di antara kalian sampai mengusik hewan yang hendak minum, kalian harus pergi dari sini!" Harlo masih mengomando.
"Keluarlah kamu dari air!" perintah Pak Makum lantang.
Muncullah seekor  ikan mas yang cukup besar dari dasar sungai, "Ya, kami juga setuju kalau para buaya hengkang dari area ini!"
Tetiba kancil berteriak lantang, "Pak Gagak, tolong pantau mereka sekarang juga. Apakah  mereka sudah pergi dari area sungai?"
"Baiklah, perintah dilaksanakan!" ujar Gagak dengan sayap dikedepankan seolah menyembah atasan.
"Saudaraku Ikan Mas yang budiman, tolong pantau juga kedalaman air. Apakah masih ada kecipak yang menandakan keberadaan para buaya?" suara Harlo lembut meminta kesediaan ikan membantu mereka.