Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gertak Buaya

4 Juni 2024   12:43 Diperbarui: 4 Juni 2024   13:11 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hmmm ... si Mbah Bua dan kawan-kawan mencoba melarangku minum, Gak!" jawab singa menggeleng-geleng hingga surainya tersibak indah.

"Wah, dasar Mbah Bua kurang kerjaan!" Pak Gagak pun mengumpat.

"La, ya itu! Seingatku, bukankah mereka yang bermigrasi ke sini? Mereka menjajah lokasi kita, habitat kita!" serunya.

"Ada apa ini?" tanya seekor macam kumbang yang dipanggil Makum saat hendak minum.

"Hmm, barusan aku hendak minum, tetapi sekelompok buaya melarangku!" jawab Pak Singa.

"Apa? Beraninya melarang-larang!" Pak Makum, macan kumbang, emosi juga.

"Tak bisa dibiarkan ini! Mereka harus diberi pelajaran!" seru Pak Gagak menimpali.

"Mari kita mengaum sekencang-kencangnya supaya semua hewan berkumpul di sini menyelesaikan masalah terirorial kita!" ajak Pak Makum.

Dua ekor keluarga kucing besar itu pun mengaum hingga seluruh hewan sebelantara berdatangan keheranan.

"Ada apa? Ada apaaa ...?" tanya mereka bersahutan.

"Ada masalah apa?" tanya seekor harimau loreng yang biasa disapa Harlo itu datang tergopoh-gopoh.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun