Menahan gigil rinai dan derai hujan
Dari teras mata kita terpaku
Demi menyaksi tumpukan buku, yang
lembarnya mulai usang termakan jaman
Dan ribuan kata larut bak genang hujan ke selokan
tak meninggalkan bekas meski sekolom catatan.
Aku menuntunmu pada petang
menyusur lorong-lorong remang
Mencari jendela masa yang masih sudi terkuak
Untuk ajarkanmu mengintip perjalanan
di sepinya lalulalang pada cetak tulisan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!