Tentang cinta yang telah jarang terucapkan
Oleh mulut kita kepada alam
Meski isi perutnya tunai sudah kita keruk, demi kemasyuran.
Pada gugus awan yang manakah bulan kan kembali tersenyum
Bersama kembang gurat bibirmu, sayang
Tanyaku saat embun penghabisan luruh dari pucuk dedaun
Ketika perlahan mentari merangkak menyayat halimun
Dan rumput-rumput beku oleh mimpi-mimpi bisu
Di jalanan, tempat hujan bergenang-genang risau
***
PADA : KABUT
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!