SAYANG, Â MARI KITA BERSUMPAH
Bulan tak lagi muda, saat langit bimbang mengarak malam
Bulan memang sudah tua, ketika kau rantingkan sepi ke gugus awan
Lantas, angin-angin yang di siurnya kau labuh gelisah
Terusir, telusuri tanah gersang di negeri bersebut entah
Kau rindu, sayang ?. Serinduku pula
Pada kelebatan bendera yang gagah tengger di pucuk tiang
Pada pemuda-pemuda yang di puluhan tahun silam seru ajakan bersatu
Sayang, masihkah kau hafal bunyi sumpah keramat itu
Saat memaklumkan kesukuan, dan kebahasaan
Demi terciptanya ruang rahim untuk keindonesiaan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!