"Cinta, mengapa sikapmu berubah kepadaku?" Â tanyaku agak mendekat.
"Maksudmu Yudha?" Â tanya gadis yang sering bikin aku kangen itu.
"Ya, kamu berusaha menghindari ku terus," ujarku sambil membantunya merapikan standnya.
"Ah, perasaanmu saja," ujarnya singkat,"Sudah sana, bukankah kamu bertugas di dalam?"
Aku melihat arlojiku. Aku masih ingin ngobrol dengan Cinta namun aku takut dimarahi pak Togar karena terlambat datang.
"Ya sudah, aku pergi ke aula dulu. Nanti setelah acara selesai aku menemui lagi," ujarku sambil berlalu.
"Salamnya mana?" Â ujar Cinta sedikit teriak.
"Assalamualaikum!" Â ujarku keras sambil melambaikan tanganku. Aku melihat Cinta tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Senyum yang selalu menyejukkan hatiku.
***
Setelah prosesi wisuda usai, aku segera keluar dari aula. Aku melihat para wisudawan sedang bersuka cita bersama keluarganya. Mereka berfoto ria untuk mengungkapkan kebahagiaan mereka.
Suasana seperti ini memang  terjadi setiap tahun. Kampus menjadi ramai oleh kedatangan para wisudawan bersama keluarganya. Mereka berpakaian macam-macam, ada yang berkebaya, berbaju batik, berbusana muslim dan lainnya.
Kesempatan ini dimanfaatkan para mahasiswa. Mereka ada yang membuka stand Bazaar, ada yang mendirikan panggung pertunjukan musik, ada yang berteater dan sebagainya.