Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dan Kasih

7 Desember 2020   14:51 Diperbarui: 7 Desember 2020   14:54 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jadi benar kalau kamu sudah menikah.Mengapa kamu rahasiakan ini kepadaku?" tanyakau agak keras. Kulihat Cinta melihatku penuh heran. Kemudian dia tersenyum. Dia masih duduk di atas tempat tidurnya. Wajahnya tampak biasa saja dan tidak merasa bersalah.

"  Aku sudah menikah tiga bulan lalu. Mengapa?" tanya Cinta lagi. Aku memandang Cinta dengan perasaan tak menentu. Seharusnya Cinta tahu kalau sudah sejak awal bertemu dengannya aku sudah jatuh hati padanya. Memang aku belun menyatakannya secara langsung. Aku ingin jika sudah waktunya nanti aku akan taaruf dan khitbah dia tanpa proses pacaran lagi.

"Maaf, saya tidak tahu,"ujarku  gugup,"Kalau begitu saya mohon diri . Kamu bisa kan menunggu suamimu sendiri>"

Cinta menganggukan kepalanya. Dia hanya tersenyum saja wajahnya tak menampakkan wajah yang sedih. Selama ini aku memang sudah terlalu berharap. Rasa cinta yang kusimpan di hati kini harus benar-benar kupendam.

"Assalamualaikum ." dua suara laki-laki dan perempuan masuk ke dalam ruangan IGD. Ah..itu suami Cinta. Degup jantungku berasa tak beraturan.

"Waalaikumussalam." jawab Cinta,"Hai,akhirnya kalian datang juga."

" Ini lo , Abi yang membantu aku tadi," ujar Cinta sambil memperkenalkan aku kepada suaminya. Aku menyalami suaminya. Emang sih aku kalah tampan dan  tajir darinya.

"Selamat atas pernikahan Anda dengan Cinta. Saya harap Anda bisa menjaganya dan menyayangi Cinta dengan baik,"ujarku pelan. Aku melihat Cinta dan suaminya menahan tawa. Loh...apa mereka mengejek aku.

"Aku kan belum menikah, Yudha Pratama," ujar seorang perempuan dari belakangku. Aku segera membalikan badan. Ternyata ada seseorang yang sejak tadi melihat pertemuan ini. Gadis yang mirip dengan Cinta.

"Kamu....lo...apa maksudnya ini?" tanyaku bingung. Aku memperhatikan dua orang yang memiliki kemiripan. Yang satu duduk di ranjang sambil dipeluk suaminya, yang satu berdiri di hadapanku sambil senyum-senyum.

"Yudha, maaf ya kalau aku tidak memberitahukan kamu kalau aku punya kembaran. Yang kamu tolong itu Kasih..kakak kembarku, aku Cinta," ujar Cinta sambil menahan senyumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun