Terjebak aku dalam ruang khayal
Berhalusinasi tentang sosok yang kukenal
Hingga lelah aku menerawang
Nyatanya ia hanyalah sebuah bayang
Selalu menghampiriku
Datang dengan rindu yang trus mengiba – iba
Namun sesekali menjelma bahagia
Sekali lagi dengan penuh keyakinan, Ana berpikir bahwa ini adalah selembar pesan dari Huda untuknya. Tetapi, ia tetap saja merasa ragu dan kadang – kadang bingung karena setelahnya hingga saat ini, Huda jarang banyak bicara dengannya. Meskipun dalam kebimbangan, Ana bersikukuh untuk tetap memendam dan melanjutkan perasaan hatinya.
Mira dan Andre berkunjung ke rumah Ana pada suatu sore di hari sabtu. Mereka mengendarai sebuah mobil mewah milik papa dan mama Andre. Meskipun sedikit kecewa, Ana menerima mereka dengan senyum termanis di depan pintu rumah mungilnya. Mereka bertiga memutuskan untuk jalan – jalan keliling kota. Lalu menuju ke sebuah kafe yang menjadi favorit Andre dan teman – temannya untuk nongkrong setiap malam minggu.
Meskipun Mira mengetahui betapa Andre sangat memuja Ana, dia melihat sahabatnya itu mampu menguasai suasana hati dengan tenang. Sehingga malam minggu ini berlalu dengan nyaman di dalam sebuah kafe sambil menikmati sajian istimewa menjadi favorit mereka bertiga.
“Besok kan libur, kamu suka membaca novel ya … aku tau dari Mira kamu banyak memiliki koleksi novel remaja ?”