Mohon tunggu...
Nila
Nila Mohon Tunggu... Wiraswasta - F W

Suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seorang Kekasih

22 Agustus 2020   12:45 Diperbarui: 22 Agustus 2020   12:42 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum acara dimulai, digelar pesta rakyat yaitu sejenis pasar malam yang dikenal dengan nama Yoiyama atau Yoiyoiyama yang sangat ramai dikunjungi. 

Ada beragam atraksi dan pedagang kaki lima yang menjajakan ragam makanan khas Gion. Meskipun terlalu ramai, tetap saja terasa suasana malam yang sangat romantis. 

Kental dengan latarbelakang pemandangan bangunan tua dengan ciri khasnya yaitu pintu – pintu koshido / menyerupai pagar. Menjadikan di dalamnya bagai berkunjung ka zaman dahulu.

Kami pun turut serta menikmati kemeriahan acara Festival Gion Matsuri. Aku (Ana), dan Mira sedang asyik ngobrol di salah satu kedai teh sambil menikmati suasana malam yang berkesan.

“An, tadi pagi kamu ada yang memberi salam. Itu lho …… anak bos besar, Andre, dia membawa novel terbaru buat kamu, tapi aku lupa bawa, masih tersimpan di tas, di rumah. Lusa aku bawakan ke sekolah. ”

Mendengar kabar yang dibawa oleh sahabatnya Mira, Ana terlihat cuek – cuek saja menanggapi dan melanjutkan membaca sebuah buku saku. Mira sedikit kaget melihat ekspresi yang diperlihatkan oleh Ana, apakah Ana sedang ada masalah atau sedang galau ? Tiba – tiba Ana mengeluarkan selembar kertas dari dalam saku bajunya. 

Lalu meminta Mira untuk membaca di dalam hati, sederet puisi yang diyakini Ana adalah ditulis oleh Huda. Huda adalah sosok lelaki yang menjadi kakak kelas satu tingkat mereka di sekolah. Hingga saat ini sangat dikagumi oleh Ana karena pandai menulis novel dan mengarang puisi.

Ketika malam perlahan – lahan merangkak ditemani bintang

Mereka bersenandung ria dalam sunyi alam

Dan angin turut serta berbisik lirih tentang hati

Dalam damai dan sepi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun