"Anakmukah itu Mas?" tanyaku dalam hati.
"Anak Mas Heri Mbak Wik. Mbak Ayun juga meninggal tapi dimakamkan di Surabaya." Dani sudah disebelahku memberi jawab atas tanyaku.
Sudah jelas kini mas. Kamu melanggar keputusan hukum. Dan Pelanggaranmu menghasilkan seorang anak laki-laki itu. Aku masih duduk bersila di sudut rumah-ku sendiri. Ini adalah malam 7 hari suamiku. Orang-orang masih berkumpul. Teman-teman suamiku belum juga pulang.
Hilmi, yang selama ini menjadi penghubung antara aku dan suamiku mendekat.
"Mbak, sabar ya." Katanya.
Tiba-tiba dia menyodorkan hp dan menunjukkan sebuah status. Aku menatapnya.
"Ini status mbak Wik 1 minggu sebelum kejadian. Waktu itu aku sampai menanyakan ke Mbak Wik, dimana itu terjadi. Tetapi Mbak Wik bilang itu khayalan."
"Tidak hanya kamu Hil. Banyak yang koment status itu."
"Dan, kini menjadi nyata mbak...."
"Karma akan mencari jalannya, Hil." Jawabku dalam tanya besar. Aku menuliskan sebuah kejadian yang seminggu kemudian menimpa suamiku beserta istri dan anaknya. Entahlah. (Mei 2019)