"Aaaahhhhhh!!"
Gadis cilik itu mengibas-ngibaskan tangannya yang dipegang oleh si monyet. Begitu si monyet lepas, Utami segera berdiri. Ia meraih sapu lidi yang tadi dipakai neneknya menyapu halaman.Â
Gadis cilik itu langsung menggunakannya untuk memukuli si monyet tadi.
"Eeehhh, Nduk ojok digepuki!!" [Nduk, jangan dipukuli!]
Teriak Mbah Mukiyati melarang. Utami tak menggubris. Ia terus memukuli monyet yang tadi sempat mendorongnya hingga jatuh dan merebut jambu di tangannya itu. Â
Mbah Sarini segera merebut sapu lidi yang dipegang Utami untuk memukuli monyet itu. Utami kini mencoba menendang monyet itu.
"Eeehhh...ojok!"
Mbah Mukiyati langsung menarik badan Utami dengan kasar. Utami kesal karena tak berhasil menendang monyet yang kini duduk menghadap ke arahnya.
"Coba kamu lihat dengan baik. Lihat monyet itu!" kata Mbah Sarini menyuruh Utami. Â
Utami yang kesal sambil cemberut  menurutinya. Ia memandang si monyet. Betapa terkejutnya ia. Monyet yang menyeringai itu tiba-tiba berubah wujud.Â
Â
"Mbah Tukah?!" serunya tak percaya.Â