Mendadak sesuatu terjadi. Utami memandang ke bawah. Ia terkejut manakala melihat kedua kakinya tiba-tiba saja memanjang. Ia bertambah tinggi pelan-pelan hingga tanpa terasa tangannya bisa menyentuh buah jambu air yang menggantung tadi. Â
Mbah Mukiyati dan Mbah Sarini tertawa gembira.
"Njupuk sing akeh, Nduk!" [Ambil yang banyak, Nduk]
"Iyo sing akeh. Aku yo gelem," [Iya ambil yang banyak. Aku juga mau].
Suara Mbah Sarini menimpali. Utami memetik beberapa jambu air itu. Setelah dirasa cukup karena kedua tangannya sudah tak mampu membawa jambu air lagi, akhirnya Utami menyudahinya. Ia melihat ke bawah di mana kedua neneknya berada. Sesuatu yang aneh terjadi.Â
Kedua kakinya menyusut memendek. Ia kembali pada tingginya semula. Tinggi anak umur hampir 7 tahun. Â
"Ini mbah jambunya,"
Mbah Mukiyati dan Mbah Sarini girang. Keduanya buru-buru mengulurkan tangannya untuk mengambil jambu air itu.
Cieeeeeeeekkk....cieeeeeeeekkk....
Buuuuuukkkkkk
Sebuah suara hewan terdengar. Utami terjungkal menghantam tanah. Segera saja pekik kesakitan terdengar dari mulutnya. Seekor monyet berukuran cukup besar menubruknya hingga jatuh.Â
Dan sekarang monyet itu mencoba meraih jambu air yang masih tersisa dalam genggaman Utami.