"Ahmad!!!" teriak Aisyah.
Susan pun segera menelepon polisi, kutenggelamkan wajahku pada kedua kaki yang kurengkuh. Beberapa jam kemudian, terdengan pekikan seorang wanita. Aku dan Susan pun segera bangkit dan menuju kontrakan sebelah, kudengar suara itu dari dalam kamar Lisa.
"Buka pintunya Lisa!" teriak Susan. Karena tak membuka pintu, akhir Susan dan aku mendobrak pintu Lisa.
Terlihat Lisa terlilit kain dilehernya, ia menarik dengan kencang. Aku berteriak untuk melapaskan ikatan dileher Lisa, dan seketika wanita di depanku itu terdiam. Aku dan Susan mencoba mendekat, dengan cepat ia mencengkeram leher kita berdua.
"Kamu siapa?" tanyaku.
"Pergi kalian dari tempat ini, siapa pun yang berani masuki kawasan ini akan mati!" bentaknya sambil menggeram.
Susan pun mencoba untuk memberitahunya, bahwa kita semua akan pergi meninggalkan tempat ini. Namun aku mengelak dan terus bertanya mengapa dia berbuat sepeti itu, pasti ada sebabnya. Dia membunuh manusia.
Aku dan Susan dileparkan ke dinding, dan dia mulai meronta menangis. Bahwa mahluk itu dendam pada seorang lelaki yang telah membunuh wanita-wanita lalu dikuburkan di bawah bangunan ini, tapi bagaimana dengan mimpiku yang melihat gadis yang kemarin sore meninggal? Dan ternyata Rini adalah saudara kembar wanita yang merasuki Lisa, iaitu Rina.
*****
Setahun kemudian, rumah kontrakanku yang dulu ini jadi tanah pemakaman. Aku teringat Ahmad adik Aisyah, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H