Mohon tunggu...
Nenk Mawar
Nenk Mawar Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Saya hanyalah penulis receh yang tengah berperang dengan pena dan menggoreskan kata-kata

Hidup hanya sekali, buatlah hidupmu berwarna. Jangan engkau menyia-nyiakannya tetap semangat apapun keadaannya keep fighthing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Darah Perawan

7 Mei 2022   09:49 Diperbarui: 7 Mei 2022   09:56 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ahmad!!!" teriak Aisyah.

Susan pun segera menelepon polisi, kutenggelamkan wajahku pada kedua kaki yang kurengkuh. Beberapa jam kemudian, terdengan pekikan seorang wanita. Aku dan Susan pun segera bangkit dan menuju kontrakan sebelah, kudengar suara itu dari dalam kamar Lisa.

"Buka pintunya Lisa!" teriak Susan. Karena tak membuka pintu, akhir Susan dan aku mendobrak pintu Lisa.

Terlihat Lisa terlilit kain dilehernya, ia menarik dengan kencang. Aku berteriak untuk melapaskan ikatan dileher Lisa, dan seketika wanita di depanku itu terdiam. Aku dan Susan mencoba mendekat, dengan cepat ia mencengkeram leher kita berdua.

"Kamu siapa?" tanyaku.

"Pergi kalian dari tempat ini, siapa pun yang berani masuki kawasan ini akan mati!" bentaknya sambil menggeram.

Susan pun mencoba untuk memberitahunya, bahwa kita semua akan pergi meninggalkan tempat ini. Namun aku mengelak dan terus bertanya mengapa dia berbuat sepeti itu, pasti ada sebabnya. Dia membunuh manusia.

Aku dan Susan dileparkan ke dinding, dan dia mulai meronta menangis. Bahwa mahluk itu dendam pada seorang lelaki yang telah membunuh wanita-wanita lalu dikuburkan di bawah bangunan ini, tapi bagaimana dengan mimpiku yang melihat gadis yang kemarin sore meninggal? Dan ternyata Rini adalah saudara kembar wanita yang merasuki Lisa, iaitu Rina.

*****

Setahun kemudian, rumah kontrakanku yang dulu ini jadi tanah pemakaman. Aku teringat Ahmad adik Aisyah, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun