"Maksud kamu, Nis?" Mereka serentak bertanya, merasa aneh dengan tingkah lakuku.
"Maksudku, mayat wanita itu. Aku pernah melihat dia dimimpiku ...."
"Kamu jangan ngaco deh, Nis. Mungkin kamu bertemu di jalan ya?"
"Nggak San, aku berbicara serius. Aku ingat dia menarik kakiku ...."
Bulukudukku meremang, Susan dan Aisyah tak menghiraukan diriku. Mereka berlalu, dan fokus pada ponselnya masing-masing. Tak ada yang percaya dengan ucapanku, aku melepas mukena lalu keluar.
Suasana begitu sepi, garis polisi terpasang agar tak ada yang masuk ke area ke jadian. Mataku menatap tajam ke arah dalam, aku merasa ada seseorang berjalan menghampiriku. Kupejamkan mata, dan tak bergerak dari tempatku berdiri.
"Ngapain di sini?" sapa Lisa, aku menghela napas lega. Ternyata Lisa, sungguh pikiranku selalu ingin tahu. Sebenarnya apa yang terjadi, mengapa wanita itu meninggal begitu saja di dalam kamar mandi.
"Apa sudah tahu apa penyebab wanita itu meninggal, Lis?"
"Untuk sekarang polisi mengklaim, kematian Rini karena kecelakan di kamar mandi."
"Bagaimana bisa begitu? Bukankah katamu kepalanya pecah?"
Entah bagaimana, aku tidak bisa menahan emosi. Lisa di depanku ketakutan dan meninggalkan diriku sendiri.