Mohon tunggu...
Nenk Mawar
Nenk Mawar Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Saya hanyalah penulis receh yang tengah berperang dengan pena dan menggoreskan kata-kata

Hidup hanya sekali, buatlah hidupmu berwarna. Jangan engkau menyia-nyiakannya tetap semangat apapun keadaannya keep fighthing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Darah Perawan

7 Mei 2022   09:49 Diperbarui: 7 Mei 2022   09:56 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Astaghfirullahaladzim ...."

Semalaman aku tak bisa tidur pulas, memikirakan wanita itu. Wajahnya masih terngiang dalam benakku, kulihat ke dua temanku tengah menyipkan diri. Pikiranku susah untuk fokus pada sepotong roti yang ada di tanganku.

"Pagi-pagi anak perawan dilarang melamun," sindir Aisyah yang tengah memakai sepatu.

"Please cepat dikit, Nisa ...."

Aku pun segera bangkit, mereka berdua menungguku ditangga. Namun, kakiku terhenti seperti melihat seseorang di dalam kontrakan sebelah. Siapa yang menerobos masuk pembatas dari polisi, seorang wanita tengah duduk memeluk kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya. Ketika kakiku ingin beranjat untuk melihat, Susan memanggilku dan kuurungkan langkahku untuk mendekati wanita itu. Tapi aku mencoba menoleh kebelakang dan wanita itu tidak ada. Aku pun segera mempercepat langkahku.

"Lama banget, ngapain tadi?" tanya Aisyah mencubit lembut lenganku.

"Tali sepatuku terbuka," kilahku.

Di jalan kita bertemu Ahmad, seperti yang dikatakan oleh Aisyah bahwa adiknya akan datang mengambil pakaiannya di kontrakan. Dia tersenyum ramah, dan dia berjalan menuju kontrakan tempat kita bertiga tinggal. Mataku mengikuti langkah lelaki muda itu, dan dia hilang masuk dalam gang menuju tempat kita.

"Serius amat ngeliatin Ahmad sampai langkah terakhir," goda Susan.

"Ngaco kamu, San ...."

Mereka berdua tertawa geli, dan mengambil kartu nama masing-masing. Sedangkan aku kebingungan mencari kartu nama, dan ternyata aku lupa mengambilnya di atas meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun