Akhirnya saya kasih "mentahnya" saja buat dibelikan beras dan beberapa bungkus mie instan. Setelah mengobrol ini itu, akhirnya ia pun pamit sambil mengucapkan terima kasih.
Ada kebahagian yang terpancar dari senyumnya, begitu pula saya, bahagia karena masih bisa berbagi.
***
25 Januari 2019.
Di saat saya merebah di kamar dengan hp di tangan, ada yang mengucapkan salam berulang kali. Saya pun meminta si mbak untuk melihat siapa gerangan di luar sana.
"Siapa mbak?" tanya saya.
"Cari ibu," jawabnya. Siapa ya? Kalau tetangga jauh saya, Dewi Syafrianis, biasanya main masuk. Jadi, tidak mungkinlah kawan saya itu.
Setelah memakai jilbab, saya pun menghampiri. Ternyata Ibu Imelda. Kali ini ia menggendong bayi.
"Sudah lahiran ya?" kata saya. Ternyata si ibu sudah melahirkan seminggu lalu melalui operasi caesar. Jatanya sih karena air ketubannya sudah bocor.
"Ya ampun, bayi merah gini dibawa-bawa?" kata saya. Ia diantar anak ketiganya, lelaki, yang duduk di kelas 6 SD. Dia membawa buku pasien yang bertuliskan nama rumah sakit.
"Jadi ini anak yang ke-10?" tanya saya. Ia hanya tersenyum. Lantas ia bercerita harus caesar setelah dirujuk bidan. Operasi dicover BPJS, tapi untuk bayi yang baru lahir ia dikenakan biaya Rp600 ribu. Mungkin karena bayi belum menjadi peserta BPJS Kesehatan.