15 Januari 2019.
Saat itu, saya sedang di kamar. Saya mendengar ada yang mengucapkan salam berkali-kali di saat langit masih saja mendung. Saya pun beranjak untuk memastikan siapa gerangan.
Pintu rumah memang sedikit terbuka. Dari balik jendela saya melihat Ibu Imelda, pemulung yang biasa "beroperasi" di sekitar kompleks rumah.
Saya sudah lama juga tak bersua dengannya. Setiap dia ke rumah, saya kebetulan selalu tidak ada. Jadi, saya pun menyambutnya dan mempersilakannya masuk.
"Ibu ke mana aja, baru keliatan? tanya saya.
"Kemarin saya ke sini, cuma Bunda dari pagi nggak ada di rumah," jawabnya.
"Ooo..., kemarin itu saya ke RS Hermina Depok," kata saya.
Rupa-rupanya dia lagi hamil besar. Jelas saya kaget. Ya kagetlah karena ini kehamilannya yang ke-10 di saat anak-anaknya yang lain masih kecil-kecil. Nasihat saya tidak mempan juga, ternyata.
Bagaimana saya tidak gusar. Usia si ibu 39 tahun (ia menikah di usia yang masih muda, 16 tahun!). Sementara suaminya juga tidak punya pekerjaan tetap. Terkadang memulung di kompleks lain.
Tapi ya bagaimana lagi. Berbuih-buih saya menasihati untuk tidak hamil lagi dengan melihat banyak kondisi yang "tidak memungkinkan", ya ia tetap saja hamil.
Lalu saya bertanya apa yang bisa saya bantu? Ia pun menuturkan saat ini butuh beras. Setelah saya cari di dapur, ternyata saya juga tidak punya beras. Wadahnya kosong.