"Mungkin besok malam aku sudah bisa santai...tapi...tunggu deh, kayaknya belum bisa juga tuh, karena sesudah closing siang, kita akan ada makan malam dengan semua pihak yang terlibat dalam transaksi ini. Duh...aku sebenernya malas sekali ikut acara seperti itu, penuh basa-basi ya."
"Benar sekali, tapi kamu harus datang, bagian dari tugas kan?"
"Iya sih. Ran, aku pengen nonton deh, nanti kalau sudah santai temani aku nonton ya."
"Boleh, kamu bilang aja maunya kapan."
"Eh, udah jam 9 aku balik ke tempatku ya, nanti kita ngobrol lagi." Terus Fira bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkanku. Tidak sengaja aku mengikuti bayangannya meninggalkan pantry, sampai kurasakan pundakku ditampar oleh Michael.
"Bos, asyik bener ngobrolnya. Kayak-kayaknya teman kita ini ada sesuatu nih sama Partner, hehe...Ran, doi tuh bukan kelasnya kita, hehe...."
"Salah loe bilang begitu Mike, yang benar dia itu bukan kelasnya elo, memang tepat sekali." Kami semua mentertawakan Michael yang wajahnya menjadi kecut karena jadi obyek tertawaan.
"Eh Ran, sebenarnya elo ada apa sih sama Fira?" Sulistyo bertanya.
"Nggak ada apa-apa, memangnya ada apa menurut loe?" aku balik bertanya.
"Ya nggak tau, habis loe sering jalan bareng dia sih. Waktu kapan tuh, gue dengar ada yang mergokin elo berdua lagi makan malam di EX Plaza Indonesia, terus ada lagi yang lihat elo keluar bioskop berdua. Bener Ran"
"Terus kalau benar kenapa memangnya?"