Pohon pinang perlahan mulai ditebang oleh Tetua sedang orang-orangnya mengambil posisi berjejer di bawah pohon siap menadah pohon pinang yang akan segera tumbang, To Makaka dan para peserta turut tegang menyaksikan peristiwa heroik itu. Bunyi retak dari akar dan batang-batang pohon pinang jelas terdengar, semua hadirin bangun dari duduknya. Saat pohon hampir rebah, orang-orang dari wilayah barat benar-benar menadah pohon pinang itu dengan tangan kosong, menahan tubuh pohon agar tak menyentuh tanah. Para peserta dari wilayah lain beserta semua orang yang melihat peristiwa itu bertepuk tangan sangat kencang, 48 kagum dan ikut merasa lega telah menyaksikan bahwa tak ada satu pun korban cedera ditimpa pohon yang sengaja ditebang itu. To Makaka akhirnya mengumumkan pemenang sayembara.
“Aku mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian semua yang hadir dalam sayembara ini, telah memperlihatkan alangkah ringanya sebuah perkara bila kita kerjakan bersama-sama, alangkah mudahnya satu persoalan bila kita bersatu menyelesaikannya. Persatuan ini harus selalu kita jaga, mesti senantiasa ditanamkan pada anak-anak kita sebab dengan bersatu, tanah yang kita pijak ini akan terus melihat masa depannya. Nah, karena ini adalah sayembara maka tentu ada yang akan menjadi pemenang, maka aku umumkan yang keluar sebagai pemenang dan akan mendapatkan hadiah dariku adalah peserta sayembara dari wilayah barat" Semua peserta bertepuk tangan.
“Dengan ini, saya mengundang Tetua dari wilayah barat datang ke istana untuk menerima hadiah". Lanjut To Makaka. Berdasarkan undangan To Makaka, Tetua dari wilayah Barat akhirnya datang ke istana kerajaan Binuang. Tetua dipersilahkan berdiri tepat berhadapan dengan To Makaka.
“Baru kali ini aku menyaksikan orang-orang hebat seperti kalian, kehebatan kalian lahir dari satu hati yang menyatu, sudah sepantasnya aku memberikan hadiah" kata To Makaka yang sembari menyerahkan sesuatu dalam genggamannya.
“Ambil ini sebagai hadiah dariku. Ingat, hiduplah kalian di atas tanah ini" To Makaka memberi tanah segenggam pada Tetua dari wilayah barat yang diterimanya dengan suka rela. Sepulang dari istana kerajaan Binuang, Tetua memanggil orang-orang yang ada di wilayah barat untuk berunding.
 “Saudara-saudaraku, To Makaka Binuang telah memberikan kita hadiah berupa segenggam tanah ini" Kata Tetua sambil menunjukan tanah yang ada di dalam genggamannya.
“Melo'di aka lita' sallemo?" Seorang lelaki paruh baya nampak kurang sehat.
“Inilah maksudku memanggil kalian semua untuk merundingkan maksud To Makaka memberikan kita segenggam tanah ini" Jawab Terua.
“Mengapa To Makaka tidak memberikan beras yang banyak sebagai hadiah? Untuk apa tanah segenggam itu" Yang lain menimpali.
“Mungkin tanah itu adalah benda keramat, boleh jadi kalua tanah itu kita simpan akan berubah menjadi emas" Tambah seorang pemuda yang hadir dalam pertemuan itu.
“To Makaka mengambil tanah itu dari mana?" Tanya yang lain pula.