Bitari (Cerita rakyat Bali)
(Pengenalan/ Orientasi)
Sejak dulu kala ada seorang anak yang berasal dari Desa Kalianget bernama I Jayaprana. Sejak kecil, dia sudah ditinggal keluarganya meninggal dunia karena bencana Grubug (musibah bumi). Dari kecil sudah jadi yatim piatu dan itulah yang membuat dia diambil oleh raja untuk dirawat di kerajaan yang bernama Lengkapura.
(Masalah/Komplikasi)
Setelah dewasa, I Jayaprana dibanggakan oleh raja karena sangat rajin dan memiliki wajah sangat tampan, serta sopan. Selanjutnya, raja ingin menjodohkan dengan selir-selir yang ada di kerajaan. Namun, I Jayaprana tidak mau karena umurnya belum cukup untuk menikah.
Singkat cerita, I Jayaprana justru menyukai anak raja bernama Ni Layonsari, tetapi raja tidak mau anaknya menikah dengan I Jayaprana. Akhirnya, raja punya niat ingin membunuh I Jayaprana dengan alasan I Jayaprana diberi tugas ke kerajaan lain bernama Celuk Trima. Namun, raja menugaskan patihnya, Patih Saunggaling, untuk membunuh I Jayaprana. Sebenarnya, I Jayaprana sudah mengetahui akan dibunuh atas perintah raja. Sesampainya di perjalanan, I Jayaprana meminta Patih Saunggaling untuk membuhnya karena dia merasa bersalah dan tidak punya dosa.
Sambil I Jayaprana menangis, Patih Saunggaling mencabut kerisnya dan menusuk I Jayaprana tepat di ulu hatinya. Namun, betapa kagetnya darah yang keluar dari tubuh I Jayaprana mengeluarkan aroma yang sangat harum dan semua yang mengikuti perjalanan bersama mereka merasa heran. Setelah mengetahui kematian I Jayaprana, I Jayaprana langsung dikubur atau dalam istilah Bali dibuatkan bambang (kuburan).
(Pemecahan/resolusi)
Setelah dikubur, Patih Saunggaling dan pengikutnya melapor ke Raja Lengkapura bahwa I Jayaprana sudah dibunuh. Rupanya berita tersebut terdengar oleh Layonsari dan membuat Layonsari mencari tempat dikuburnya I Jayapranan secara sembunyi-sembunyi. Layonsari mencari dan terus memanggil I Jayaprana seraya mengatakan ingin selalu bersama I Jayaprana. Kuburan I Jayaprana tiba-tiba terbelah dan Layonsari menjatuhkan dirinya ke dalam kuburan I Jayaprana. Kuburan I Jayaprana tertutup kembali seperti sebelumnya.
Kesimpulan akhir cerita dan pesan moral yang dapat dipetik adalah setiap perbuatan yang baik akan mendapatkan karma yang baik, begitu pula sebaliknya. Cerita ini juga memberikan gambaran bahwa derajat seseorang, baik kaya atau miskin, akan sama rata. Cinta sejati sampai maut memisahkan bagi Ni Layonsari dan I Jayaprana.
✓