Mohon tunggu...
Nasya Azzahra
Nasya Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Penulisan Cerita Rakyat Bermuatan Nilai Karakter Profil Pancasila

22 November 2024   10:35 Diperbarui: 22 November 2024   10:39 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

✓

✓

Pengembangan

Realisasi Pengembangan Cerita Rakyat

Penulisan cerita ulang berlaku dengan mengalihwahanakan atau memparafrase cerita rakyat dengan tetep mempertahankan kronologis cerita. Selain itu, penulisan juga menambahkan nilai karakter profil Pancasila dengan cara memparafrase bagian satuan lingual (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang teridentifikasi sebagai muatan nilai karakter.

Lita' Sallemo 

(Cerita Rakyat Masyarakat Mandar Karya Syuman Saeha dan Hendra Djafar)

Menurut kisah yang ada, pada zaman dahulu tersebutlah kerajaan besar yang bernama kerajaan Binuang, salah satu kerajaan yang masuk dalam tujuh kerajaan di Pitu Ba'bana Binanga. Sedangkan kerajaan yang lainnya adalah kerajaan Balanipa, kerajaan Cendana, rajaan Banggae, kerajaan Pamboang, kerajaan Mamuju dan kerjaan Tappalang. Kerajaan Binuang dipimpin oleh seorang raja digelar To Makaka, suatu waktu raja ingin mengetahui kekuatan persatuan di seluruh kawasan kekuasaan To Makaka Binuang, wilayah mana yang paling kompak, seia sekata menjunjung tinggi rasa persatuan. Maka To Makaka mengadakan sayembara untuk mengetahui orang-orang paling kompak yang ada di wilayahnya. Masing-masing wilayah dipanggil untuk mengikuti sayembara, menguji wilayah yang paling kuat persatuannya. Wilayah barat, timur, selatan dan utara berkumpul di tempat yang telah ditentukan To Makaka Binuang.

Masing-masing penghuni wilayah memperlihatkan keunggulannya di hadapan To Makaka Binuang, yang pertama maju unjuk kebolehan adalah perwakilan dari wilayah timur. Setelah meminta izin pada To Makaka, sekelompok orang dari wilayah timur bersatu untuk memindahkan batu berukuran sangat besar dengan cara mengangkatnya bersama-sama, melihat aksi tersebut para hadirin bertepuk tangan. Giliran dari wilayah-selatan, penghuni wilayah selatan memberi hormat pada To Makaka kemudian dengan cepat berlarian masuk ke hutan. Beberapa saat mereka kembali ke hadapan To Makaka dengan membawa seekor babi sebagai hasil buruan mereka dalam waktu singkat, para hadirin kembali bersorak. Tiba saatnya orang-orang dari wilayah timur untuk memperlihatkan kemampuannya, mereka langsung menyelam ke dalam sungai untuk menangkap ikan, setelah mendapat ikan mereka membakarnya dan membagikan ikan itu secara rata pada setipa orang. Para penonton kembali berdecak kagum. Akhirnya tiba giliran penghuni wilayah barat, setelah memberi hormat pada To Makaka orang-orang dari wilayah barat ingin pula memperlihatkan kebolehannya. Tetua dari wilayah barat memberi perintah pada orang-orangnya untuk berkumpul di bawah pohon pinang yang tinggi. Tetua memberi peringatan pada kerabat-kerabatnya yang datang dari wilayah barat.

"Pohon pinang ini akan saya tebang, pada saat pohon pinang ini jatuh, kalian harus menadahnya, jangan sampai pohon pinang ini rebah ke tanah. Kalian paham?" Kata tetua dari wilayah barat.

"Kami paham". Orang-orang dari wilayah barat bersorak siap untuk melaksanakan perintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun