Namun apa yang harus dilakukannya saat ini? Ia tak punya hak apapun untuk memutuskan, selain rasa bersalah dan penyesalan yang akan selalu ia bawa dalam setiap langkahnya.
"Pergilah, Rey ... jangan muncul lagi di hidupku. Aku tidak mencintaimu."
Tidak peduli seberapa menusuknya kata-kata itu untuk Rey, Zahra tidak akan peduli. Seperti saat dirinya harus menahan sakit ribuan kali akibat lontaran kata yang sama yang pernah diucapkan Rey dulu.
Pergilah Rey ... rasakan bagaimana sakitnya. Nikmati perihnya dicampakkan. Terima semua kesakitan itu seperti bagaimana aku dulu. Lalu dengan begitu aku akan memaafkanmu, dan kamu bisa lebih menghargai hati orang lain.
Reyhan ... bagiku ....
Hanya sekumpulan puisi usang yang sudah waktunya aku kubur dalam kuburan kenangan paling terdalam. Puisi-puisi itu sudah mati bagiku. Aku tak akan mendengarnya lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H