Mohon tunggu...
Naraya Syifah
Naraya Syifah Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Penggembala Sajak

Tidak ada yang istimewa dari Naraya Syifah, ia hanya seorang gadis kampung yang sederhana, putri sulung dari keluarga sederhana yang disimpan banyak harapan di pundaknnya. Ia memiliki kepribadian mengumpulkan sajak di pelataran rumahnya. Pernah tergabung dalam beberapa komunitas literasi dan alhamdullilah saat ini sebagai penggerak literasi di kabupaten Subang. Ia menjalankan komunitas Pena Cita bersama teman-teman sehobinya. Kecintaannya pada literasi menghantarkannya sampai di sini. Semoga awal yang baru ini dapat lebih mengembangkan tulisannya dan merubah hidupnya. Selain menulis ia juga tergila-gila dengan K-drama yang dapat menginspirasi nya dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Terindah Bima

26 Juni 2022   18:54 Diperbarui: 26 Juni 2022   19:24 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita paruh baya itu kembali memeluk Adit. Ia tak mampu lagi menyembunyikan air matanya. Di rumah kardus kecil itu, mereka sama-sama menangis. 

Wanita paruh baya itu berjanji, ia akan mengakhiri penderitaan Adit. Ia tidak akan membiarkan siapapun berani menyentuhnya lagi. Hanya cinta, kasih sayang, dan kebahagiaan yang akan selalu ia berikan kepadanya. Ia tidak akan pernah meninggalkan anak ini.

"Mulai sekarang, Adit tidak akan sedih lagi. Adit akan sekolah, punya banyak teman dan menjadi anak yang pintar."

Adit menatap wanita yang ada di hadapannya itu lekat-lekat, "Adit akan belajar dengan rajin dan jadi orang sukses."

Itulah janji Adit di rumah kardus yang sudah menaunginya selama ini. Untuk kakanya Bimo dan adik perempuannya, Adit berjanji akan hidup sukses sehingga tak ada lagi orang yang berani menyakitinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun