"Ia terobsesi untuk memamerkan Kamu. Memang ia nggak punya prestasi sendiri?"
"Punya sih, tapi kalah dengan pretasiku."
"Lalu apa maunya?"
"Ia memaksa pacaran denganku. Tapi cewek satu itu aneh deh Bu. Selain ia cerita-cerita bahwa aku pacarnyalah, ia pun mengunggah foto-foto kami saat wisata berdua. Aku jadi merasa dianggap sebagai playboy deh oleh teman-teman wanita.
"Hm...Ibu bilang apa dulu...
"Ibu jangan marahlah,"pintanya.
"Ibu tidak marah. Ibu hanya berpesan, jika berteman dan ingin jalan, jangan berdua saja. Ajak teman-teman yang lain. Itu untuk jaga-jaga jika ada yang naksir Kamu, ia tidak baper. Selain itu, tidak semua orang bisa berbesar hati menerima penolakan. Ada yang ditolak malah berprestasi, ada yang mau mengerti bahwa Kamu memang potensial mendapatkan yang lebih pas bagimu sesuai prestasimu. Adapula yang menempel bak lintah mengisap darah sampai membuat kakimu terluka, karena yang dibutuhkan memang darahmu untuk mendongkrak rasa percaya dirinya."
"Ia tampaknya bermasalah secara psikologis, membuatku nggak tega bersikap keras menghindarinya. Tapi, dampaknya, cewek-cewek lain jadi apatis padaku tuh."
Aku memencet hidungnya lagi,
"Bodo amat. Kelak pasti Kamu akan bertemu dengan wanita yang bisa mengerti Kamu...
"Jika tidak?"