"Tapi apakah rakyat membutuhkan peraturan seperti ini?"
"Ya bisa saja. Sebab peraturan atau rancangan undang-undang yang saat ini kita bicarakan pasti terpakai suatu saat nanti," jawab Brojol optimis.
"Tapikan saat ini rakyat belum butuh undang-undang baru. Rakyat merasa nyaman dengan undang-undang lama."
"Iya betul. Makanya saya katakan suatu saat nanti pasti terpakai."
"Lalu kenapa elu Bro, ngebet banget bahwa rancangan undang-undang ini harus sah menjadi undang-undang?" nah mulai akrab.
"Begini bro. Minimal, rakyat berfikir bahwa kita masih bisa menghasilkan hal yang positif, bukan di kenal sebagai politisi duduk, diam, dengar, duit."
Mendengar alasan Brojol, Brondong mulai tersenyum walau sedikit.
"Tapi di jalanan sudah mulai ada gerakkan menentang rancangan undang-undangan yang saat ini kita buat."
Brondong masih gelisah. Sebatang rokok impor di hisap sekuatnya. Lalu di hembus pelan, sehingga asap yang keluar dari hidung terlihat sedikit.
Duduk di restoran mahal dengan menu harga selangit dan tempat duduk empuk ternyata belum bisa menghilangkan rasa galau di kepala Brondong, namun Brojol terlihat santai.
"Elu kenapa sih Bro terlihat bahagia? Padahal gerakkan rakyat anti rancangan undang-undang ini hampir terjadi seluruh wilayah di negara ini."