“Wa alaikum salam, Yang Mulia. Beliau ada di dalam. Silakan masuk.” jawab Ibunda Ali.
Setelah mengucapkan terima kasih, Ahmad segera masuk ke ruang kerja Karim, ayah Ali dan Amir, sementara Ali tetap di luar bersama ibunya.
“Assalamu Alaikum, Yang Mulia Kakak Karim. Apakah engkau baik-baik saja?”
Karim mengalihkan pandangan dari buku yang tengah ia baca dan menoleh ke arah suara.
“Wa alaikum salam, Saudaraku Ahmad. Masuklah kau kemari.” ujar Karim sambil tersenyum lebar. Mereka berpelukan hangat.
“Apa gerangan yang membuatmu datang ke sini wahai Saudaraku? Apakah engkau butuh nasehat dariku?” tanya Karim sambil mempersilakan Ahmad untuk duduk.
“Aku datang untuk mengucapkan terima kasih atas mesjid megah yang telah dibangun anak-anakmu untuk rakyat negeri ini. Sungguh sebuah sumbangan yang sangat berharga.” jawab Ahmad. Karim tersenyum bangga.
“Lihatlah anak-anakmu, Kakak Karim. Pada akhirnya mereka menjadi orang yang berguna.” Karim mengangguk dengan mata berkaca-kaca. “Alhamdulillah. Allah yang mengatur ini semua.”
Sementara di halaman depan, Ali membantu ibunya memotong tanaman yang tumbuh secara liar.
“Kenapa adikmu tidak ikut ke sini?” tanya sang ibu.
“Salah seorang dari kami harus ada di tempat kerja supaya semua urusan lancar, Ibu. Amir titip salam untuk Ibu dan Ayah.”