Ali menyaksikan petugas merantai kedua tangan ayahnya dan meletakkannya pada meja eksekusi. “Berikan aku sehelai kain tebal untuk aku gigit.” ujar Karim dengan suara parau. Petugas mengambilkan kain tersebut dan meletakkannya di mulut Karim.
“Apakah Yang Mulia sudah siap?” tanya petugas kepada Karim. Karim mengangguk sambil menggigit kain tersebut sekuat mungkin. Kilau pedang berkelebat menyilaukan mata.
“Ayaaaaaaaaaahhhhhhhhh…………………”
*****
“Aku harus kembali ke tempat kerja, Ayah. Aku dan Amir harus mengevaluasi laporan kerja hari ini. Insya Allah hari Ahad pagi aku akan datang bersama keluargaku.”, janji Ali kepada ayahnya.
“Ya, bawalah cucu-cucuku ke sini hari Ahad pagi. Ayah senang bermain dengan mereka. Dan katakan pada Amir agar ia juga datang membawa keluarganya ke sini.”
“Baiklah, Ayah”, Ali mencium kening ayahnya. “Assalamu Alaikum…..”
“Wa alaikum salam,” jawab Karim sambil tersenyum. Ali keluar dan menutup pintu kamar kerja ayahnya perlahan-lahan.
———————————————
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H