Aku langsung mengikutinya dengan langkah yang cepat, mengibaskan gorden pembatas, dan memandang adegan yang kukira hanya dalam film saja.
Seorang suster menutup wajah Opa dengan selimut putih.Â
Disebelahnya, aku lihat mama tertidur, wajahnya pucat pasi, tubuhnya tidak bergerak.Â
"Ibu, keluarganya?"
Aku lupa apakah pertanyaan itu aku jawab atau tidak.Â
Yang aku ingat aku hanya bisa tertegun melihat apa yang ada didepan mataku.Â
Selimut putih dengan tubuh yang tidak bergerak.
Baru menyadari mama dan Opa pergi untuk selamanya ketika peti ditutup, tanah merah mulai beradu menutupi peti.Â
Baru bisa menyadari ini semua bukan mimpi, ketika Tante Vira dan Oma berlomba mau terkubur didalamnya, hingga harus diseret menjauh.
Walau saudara tiri, tapi Tante Vira dan mama sangat akrab, seperti saudara kandung.
Disini aku memahami istilah "sakit tak berdarah".