"Halo, Dhit. Sibuk nggak?"
"Nggak, sih. Lagi survei aja ke Semen."
"Hah? Survey ke Semen?" tanya Anom terheran.
"Iya, Semen Gresik," gue menjelaskan.
"Oalah, yang lengkap ngomongnya, dong," balas Anom ketus. "Aku besok nitip motorku ke kamu ya? Yang Vixion."
"Loh, ada apa?" gue terheran. Tumben Anom baik, lagi menang undian Indomaret kali ya.
Beberapa minggu yang lalu, gue memang sempat menanyakan ke Anom tentang keadaan motornya. Dia punya dua motor, Vixion dan Astrea. Di kampus, dia lebih sering membawa motor Astrea karena motor Vixion miliknya berknalpot racing. Dia takut motornya terlalu bising.
"'Kan aku udah nggak tinggal di rumah, Dhit, sementara di kos cuma boleh bawa motor satu. Daripada aku tinggal di jurusan nggak kepakai, mendingan kamu bawa aja. Biar nggak mogok motornya. Toh, biar kamu nggak naik ojek online terus."
Gue cukup kaget mendengar hal itu. Jarang ada yang mau minjemin motornya dengan alasan nggak ada yang pakai. Sebagai seorang oportunis, yang lebih suka opor dibanding tumis, gue mengiyakan. "Oke deh. Besok sore antar aja, sepulang ngampus."
"Sip. Makasih, To. Love you."
"Najis lu."