"Begal 'kan malam, Mah. Aku nanti berangkatnya pagi."
"Pokoknya nggak boleh."
Daripada gue dicoret dari KK karena durhaka sama orang tua, gue nggak jadi ikut ke Trawas.
Dua tahun semenjak kepergian gue batal, gue jadi merasa nggak seberapa kenal sama anggota UKM yang lain. Gue jadi sedikit ansos. Malah sekarang, gue sudah keluar dari UKM itu, meskipun lebih karena nilai gue sempet jelek dan berakhir kena omel Nyokap.
Meski begitu, gue tetap nggak pengen jadi ansos. Gue pengen ke luar kota. Gue pernah, kok, muter-muter Surabaya dari ujung ke ujung naik mobil, meskipun bukan pakai mobil gue. Untungnya waktu itu temen gue mau disogok semangkuk bakso kantin kampus, jadilah mobilnya gue pecut muter-muter. Kalau keliling Surabaya aja gue bisa, masa ke luar kota nggak bisa?
Ternyata kesempatan gue untuk ke luar kota datang. Majalah himpunan yang gue urus waktu itu mengharuskan gue dan tim untuk berkunjung ke Universitas Semen Gresik di Gresik. Karena Gresik berada di luar kota Surabaya, belum tentu ada taksi online yang mau mengantar kami. Kalaupun ada yang mau, harganya pasti akan sangat mahal. Untunglah salah satu teman himpunan gue berbaik hati meminjamkan mobilnya.
Kami, satu tim, berkumpul di lobby jurusan.
"Oke, sudah semua, ya?" tanya gue ke teman-teman yang ikut.
"Sudah, Mas," jawab Aini, salah satu adik kelas dari tim gue yang berangkat.
"Sebentar, Mas. Aku mau ke toilet dulu, biar nggak kebelet di jalan," kata Nisa, adik kelas lainnya.
"Aku titip ya," balas gue ke Nisa.