Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Hanyalah Seekor Kucing Kampung

20 Februari 2024   19:22 Diperbarui: 21 Februari 2024   04:30 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku hanyalah seekor kucing kampung

Semoga sakinah, mawadah warohmah... 

Aku hanyalah seekor kucing kampung
Aku hanyalah seekor kucing kampung

Aku bersembunyi dan siap menerkam... 

Mata ku jeli memandang dalam kegelapan... 

Penciuman ku tajam melebihi penciuman anjing jalang... 

Cakar ku penuh darah sisa tikus yang aku terkam... 

Sesekali majikan memberi ku kepala ikan pindang... 

Betapa girangnya aku menyantap nikmatnya ikan pindang... 

Ku tatap cintanya majikan membuat mata ku berlinang... 

Pun aku cinta kepadanya... 

Tak jarang aku bawakan tikus kepadanya... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun