Mohon tunggu...
Arwa Nabil Makarim
Arwa Nabil Makarim Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

Jadilah diri sendiri yang merepotkan!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Telaah Prinsip Kesantunan dan Tindak Tutur dalam Cerpen Berjudul "Seruni Emas"

10 Juni 2022   20:32 Diperbarui: 10 Juni 2022   20:35 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awal kalimat “Hm, apa saya boleh bertanya, Tuan?”. Merupakan bidal ketimbangrasaan, dimana pihak lain di dalam tuturan hendaknya dibebani biaya seringan-ringannya tetapi dengan keuntungan sebesar-besarnya.

“Tentu, Nona, silakan.” Senyum sumringah wanita itu. (Paragraf ke 9).

Pada awal kalimat “Tentu, Nona, silakan.” Merupakan bidal keperkenaan, dimana meminimalkan kesenjangan terhadap pihak lain dan memaksimalkan pujian kepada pihak lain.

“Apa Tuan suka taman juga?” Gunan terkekeh. (Paragraf ke 10).

Pada awal kalimat “Apa Tuan suka taman juga?” Merupakan bidal ketimbangrasaan, dimana pihak lain didalam tutuean hendaknya dibebani biaya seringan-ringannya tetapi dengan keuntungan sebesar-besarnya.

 

"Wah, Anda hebat, haha," Wanita berpita emas itu membulatkan matanya yang bersinar.

"Tidak nona saya tidak hebat, Saya hanya suka," Alva hanya mengangguk mengerti. (Paragraf ke 12-13).

Pada dua kalimat tersebut merupakan bidal kemurahhatian, dimana penutur meminimalkan pujian kepada mitra tutur, atau di dalam tuturan hendaknya diupayakan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, sementara itu diri sendiri atau penutur hendaknya berupaya mendapatkan keuntungan yang sekecil-kecilnya.

"Ah, sepertinya saya banyak bertanya. Maafkan saya, Tuan. Maafkan daya jika anda risih dengan tingkah saya. Jika begitu saya bisa beranjak dari sini," Ganan menoleh dan tersenyum

"Tidak apa, Nona, saya tidak risih. menetaplah di sini, saya sungguh tak apa. saya suka." (Paragraf ke 18-19).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun