Mohon tunggu...
Nabila Kleib
Nabila Kleib Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Sometimes, we just can't be a right one, and a nice one at the same time.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Bukan Cerita Anak

17 Juni 2016   00:12 Diperbarui: 17 Juni 2016   00:28 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Beberapa minggu berlalu. Musim kemarau telah tiba. Rumput - rumput hijau sangat jarang ditemukan, mata air dan sungai - sungai dangkal pun sudah mulai kering. Pada saat - saat seperti ini, semua hewan disini dalam keadaan sulit, terutama karena sulitnya mendapat makan dan minum yang layak. Udara semakin memanas, kawanan si kancil sedang beristirahat di bawah pepohonan. Dari kejauhan terdengar suara ranting patah, semua kepala menoleh. Terdapat sekawanan singa yang siap menyerang mereka. Kawanan kancil lari sekencang - kencangnya. Si kancil berlari tanpa melihat arah, dan akhirnya ia sadar, kawanan singa itu tak mengikutinya. Ia melihat ke sekeliling, si kancil akhirnya sadar bahwa ia tersesat untuk kesekian kalinya. 

Beberapa hari berlalu, si kancil hidup dalam ketakutan, berusaha memakan apapun untuk bertahan hidup. Ia benar-benar sendirian di daerah yang luas ini. Ia mulai berjalan menuju padang pasir yang panas. Tak lama kemudian, ia melihat sesuatu dari kejauhan. Si kancil mendekat, ia melihat seekor singa tengah terbaring lemah, singa yang pernah menyelamatkannya dulu.

"Kancil, itukah kamu?", tanya singa

"Ya, apa yang terjadi padamu?"

"Aku belum makan berhari-hari. Bahkan seranggapun mulai bersembunyi. Musim panas tak pernah sepanas ini."

Si kancil merasa iba pada singa itu. 

"Gigitlah aku, atau kamu akan mati", sahut si kancil.

"Apa kamu serius? bagaimana dengan lukamu? itu juga bisa membunuhmu"

"Sudahlah, lebih baik luka, daripada kamu mati,singa"

Akhirnya singa mengigit sedikit daging dari punduk kancil. Si kancil meringis kesakitan, tapi ia tak bisa membiarkan singa yang pernah menyelamatkanya ini mati. Lagipula, kancil itu merasa benar-benar kesepian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun