"Benarkah?" Si kancil semakin merasa heran, tapi ia tau ia tak mempunyai pilihan lain.
"Ya, sekarang, jelaskan seperti apa tempat kawananmu menunggu"
Si kancil lalu menjelaskan lembah yang jadi tempat istirahat kawanannya.Â
"Baiklah, sepertinya aku tau tempat itu, mari, lewat sini"
Si kancil mengikuti singa tersebut. Selama berjam-jam mereka berjalan. Si kancil mulai mengenal singa tersebut dan mulai mempercayainya. Ia juga kagum pada singa itu, karena berbeda dari jenisnya. Tak pernah ia sangka ia akan menemukan singa yang begitu baik.Â
Tak lama kemudian sampailah si kancil di tepi lembah.Â
"Baiklah, kamu akan aman dari sini, itu kawananmu", kata si singa.
Kancil itu tersenyum dan memeluk singa, " Terimakasih, kuharap kita akan bertemu lagi"Â
"Semoga, aku mulai menyukaimu." Lalu singa itu berbalik dan masuk lagi ke dalam hutan yang gelap.
Si kancilpun berlari menuju kawanannya. "Darimana saja kamu? Kami semua khawatir terjadi sesuatu padamu" teriak ibu si kancil. Lalu ia menceritakan pengalamannya pada ibunya. "Apa? pokoknya apapun yang terjadi jangan pernah bertemu dengan si singa itu. Mereka tidak pernah bisa dipercaya. Berjanjilah!", ibunya terlihat sangat geram sekaligus takut.Â
"Baiklah", kata si kancil dengan murung.Â