Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesadaran Nasional (18) Chairil Anwar, Seorang Revolusioner, Penyair Angkatan 45

13 Juli 2010   14:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:53 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Chairil Anwar dilahirkan di Medan tanggal 26 Juli 1922, ia berpulang ke Rakhmattullah 28 April 1949 --- Almarhum dimakamkan di Karet pada hari berikutnya. Mari kita renungkan Puisi Almarhum, yang seolah-olah merasa dirinya segera akan berpulang ...............

Yang Terampas dan Yang Putus

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,

menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,

malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

di Karet, di Karet ( daerahku y.a.d) sampai juga deru angin

aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang

dan kau bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;

tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

(1949 - Chairil Anwar)

Chairil Anwar tampil sebagai seorang Revolusioner --- di masa-masa setiap orang harus segera menentukan di mana ia berdiri, bagaimana ia bersikap, apa yang bisa ia lakukan bagi Bangsanya --- Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Ia berdiri sebagai Revolusioner, ia bersikap sebagai seorang Revolusioner --- dan Chairil Anwar berlaku sebagai Penyair yang Revolusioner.

Persetujuan dengan Bung Karno

Ayo !   Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji

Aku sudah cukup lama dengar bicaramu,

dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu

Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu

Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno !  Kau dan aku satu zat satu urat

Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar

Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

(1948 - Chairil Anwar)

Ini, Pidato Chairil Anwar 1943 --- dimulai dengan , Motto:

Kita guyah lemah  - Sekali tetak tentu rebah - Segala erang dan jeritan - Kita pendam dalam keseharian - Mari berdiri merentak - Diri-sekeliling kita bentak - Ini malam bulan akan menembus awan.

Pidato tersebut diucapkan Chairil Anwar di depan Angkatan Baru Pusat Kebudayaan pada tanggal 7 Juli 1948.  Paragraf terakhir dalam pidatonya : "  ............ Ketika Zaman Jepang kita memang mesti bertindak, sekurang-kurangnya berpikir serta merasa dengan tajam bertentangan melawan suasana di masa itu supaya jangan sampai hilang Zelfrespect kita ............"

Hayatilah Puisi Chairil Anwar berikut ini :

Diponegoro

Di masa pembangunan ini

tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

di depan sekali  tuan menanti

Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.

Pedang di kanan, keris di kiri

Berselempang semangat yang tak bisa mati

MAJU

Ini barisan tak bergenderang - berpalu

Kepercayaan tanda menyerbu

Sekali berarti

Sudah itu mati

MAJU

Bagimu Negeri

Menyediakan api

Punah di atas menghamba

Binasa di atas ditinda

Sungguhpun dalam ajal baru tercapai

Jika hidup harus merasai.

Maju.

Serbu.

Serang.

Terjang.

( Februari 1943 - Chairil Anwar )

Sanjak diatas harusnya masih tepat bagi Orang Indonesia saat ini --- untuk menempatkan semangat Pembangunan dan Perlawanan yang diungkapkan Chairil Anwar, di masa Penjajahan Dai Nippon saat itu --- dikobarkan kembali, untuk membebaskan  Republik Indonesia dari cengkraman Budaya Retrogresif para Koruptor, Kemiskinan, Kebodohan, Ketertinggalan Budaya --- Agar Jayalah Ibu Pertiwi mengatasi masalah yang terus menerus membelitnya dalam Keterpurukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun