Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesadaran Nasional (18) Chairil Anwar, Seorang Revolusioner, Penyair Angkatan 45

13 Juli 2010   14:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:53 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(1948 - Chairil Anwar)

Ini, Pidato Chairil Anwar 1943 --- dimulai dengan , Motto:

Kita guyah lemah  - Sekali tetak tentu rebah - Segala erang dan jeritan - Kita pendam dalam keseharian - Mari berdiri merentak - Diri-sekeliling kita bentak - Ini malam bulan akan menembus awan.

Pidato tersebut diucapkan Chairil Anwar di depan Angkatan Baru Pusat Kebudayaan pada tanggal 7 Juli 1948.  Paragraf terakhir dalam pidatonya : "  ............ Ketika Zaman Jepang kita memang mesti bertindak, sekurang-kurangnya berpikir serta merasa dengan tajam bertentangan melawan suasana di masa itu supaya jangan sampai hilang Zelfrespect kita ............"

Hayatilah Puisi Chairil Anwar berikut ini :

Diponegoro

Di masa pembangunan ini

tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

di depan sekali  tuan menanti

Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun